Pendapatku Tentang YKS

By Chela Ribut Firmawati - January 08, 2014

Saya boleh berpendapat kan? 
Nggak bakal di demo kan kalau saya bahas ini?
Semoga aja aman deh, soalnya pernah di protes teman-teman sekelas pas punya pendapat yang beda. Bukannya kita berhak mengeluarkan pendapat seperti yang diatur dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul, dan mengeluarkan pendapat". Andai mereka sadar bahwa berbeda pendapat itu adalah hal yang wajar, asal nggak pake emosi. *tertunduklesu*

Rame banget kali ya petisi soal YKS itu. Yang intinya minta supaya acara itu dihentikan. Nah, tadi nih di kantor pas istirahat gitu ada teman guru yang cerita soal acara-acara TV sekarang. Nyletuk deh saya "eh udah tahu belom kalo YKS banyak yang protes buat dihentikan acaranya?". Kemudian teman saya pun menjawab "Lah, mana bisa di hentikan wong akeh-akehe acara TV saiki model ngono kui. Itu sih dari pihak yang sirik aja kali, acara yang paling sukses kan YKS." Dan bahkan dengan lancar bin heppy teman saya itu menceritakan anaknya yang berusia 5tahun suka banget dengan YKS dan  program yang  ada si Sapri itu.   

Kalau saya sendiri sih bukan sepenuhya menggemari YKS, sepakat dengan istilah om NH ya, saya termasuk penonton On-Off. Nggak mengikuti dari awal sampai akhir acara, bukan kenapa sih cuma ada beberapa sekmen aja yang saya suka. Ngebahas soal YKS, ada beberapa hal yang pengen saya soroti dan kritisi (sok intelek). Sebenarnya bukan cuma YKS, di acara komedi yang lainpun saya rasa perlu ada pembenahan supaya menjadi layak dan "mendidik" untuk ditonton.

Saya mulai ya....

Gaya Bercanda
Saya memang ngrasa prihatin dengan gaya becandaan komedian sekarang ini, saling cela, saling hina, menyakiti, lemparan tepung, atau apalah itu. Memang sih bikin ketawa, tapi apa tidak ada cara bercanda yang lain? Rasanya kalau pernah ada yang tahu tayangan ketoprak humor, dulu mas Tessy (mas atau mbak ya?) sama Nunung juga gak ekstrim banget becandanya. Atau lawakan Srimulat, memang terkesan kaku tapi saya rasa masih bisa dinikmati becandaannya. Nah kalau lemparan tepung? apa mereka nggak mikir ya udah dandan cantik+ganteng, butuh waktu lama juga kan buat make-up. Begitu tampil eh ada tepung dilempar ke muka. Bagi saya sama sekali gak lucu!!!

Musikalitas
Shoimah disini memiliki andil yang cukup besar. Selain Shoimah ada musik pengiringnya yang  menurut saya masuk dalam kategori bagus dan mumpuni untuk inringan lagu. Bukan terkesan menonjolkan suku Jawanya saja, disini saya melihat Shoimah mendendangkan lagi lagu lawas dan bahkan sering dinyanyikan artis-artis lokal saja. Oplosan salah satunya, saya mengenal lagu itu dari seringnya mendengar orkes-orkes dangdut di tetangga. Awalnya kurang paham itu lagu apa sih, begitu muncul di YKS lewat Shoimah, khalayak jadi tahu bahwa itu adalah lagu Oplosan. Kalau ditelaah sebenarnya ada pesan moral dari lagu itu yang intinya mengajak untuk tidak suka mabuk-mabukan. Bisa dibilang ini nilai positifnya menurut saya.

Segi jogetan
Jika kita memandang sebuah karya seni, rasanya memang tak adil jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Bagi saya masalah jogetan yang diprotes yaitu joget oplosan, sah-sah saja sebenarnya. Itu adalah salah satu apresiasi gerak melalui alunan musik dangdut, bisa jadi itu gambaran dari syair yang dilantunkan. Masalah seronok atau bagaimana kembali lagi di pemikiran dan cara pandang masing-masing. 

Curhat Colongan
Sering itu kan ya pada curhat nggak jelas di beberapa sekmen. Saya rasa itu tidak perlu deh, apa mereka nggak malu ya ngumbar aib mereka. Bahkan itu acara live lho, nggak ada sensor. Belom lagi yang menikmati nggak hanya orang tua bahkan anak-anak. Dikorek tentang rahasia pribadinya, diomongin di publik biar semua orang tahu. Lalu apa manfaat bagi kita? mendidik nggak? Menurut saya sih nggak ada manfaatnya dan nggak mendidik. 

Lalu gimana kalau ada yang bilang "mereka kan juga butuh duit jadi ya rela aja ngisi acara seperti itu, lha wong yang bayar pihak TV nya kenapa juga kita repot-repot protes buat acaranya dihentikan." Nah lho, mau jawab apa coba? tergantung individunya memang. Bagaimana menyikapi acara seperti itu. Suka ya ditonton kalau nggak suka ya nonton acara yang lain saja. Memang YKS memiliki peminat tertinggi dibanding acara yang lain, tapi usul ni ya buat tim kreatif nya. Coba donk untuk direvisi lagi konsepnya (kalau acara tidak dihentikan) kalaupun pihak KPI menghentikan acara ini, saya harap ada sajian acara lain yang lebih mendidik dan bisa lebih nyaman dinikmati kalangan usia berapapun.

Sedikit pendapat dari saya. Mohon maaf jika ada pihak yang merasa tersinggung dengan pendapat saya ini. Sekali lagi ini pemikiran saya, entah apapun pemikiran teman-teman harap tetap damai ya!



ps: saya jauh lebih suka nonton Si Bolang, Laptop Si Unyil dan Dunia Binatang lho. Lebih asyik dan nambah pengetahuan. Hehehehe

    

  • Share:

You Might Also Like

23 comments

  1. ada yang pro YKS dan ada yang kontra dengan YKS....., mengenai lemparan tepung itu asal mulanya dari OVJ kalo ga salah, dan mengenai goyangan oplosan, itu kalo ga salah mirip2 dengan SKJ....
    tapi kembali lagi ada yang pro dan ada yang kontra...untuk sementara..kalo kontra..ya ..pindah saluran lain saja...tapi ..masalahnya di saluran lain ada juga acara serupa dengan YKS,,,dan presenternya juga mirip2 YKS...., :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya gak pro dan gak kontra mas tepatnya...soalnya ya itu tadi bukan penikmat dari awal-akhir acaranya....

      Delete
  2. Berpendapat itu hak, kalo sekiranya akan memicu diskusi panjang lebar dengan agenda pro-kontra, lebih baik mengalah saja. hahaha... itu kan sudah masuk ke area taste. Lebih baik diskusi antar teman di FB aja. Resiko jadi blogger di kota kecil - dan banyak tertinggal seperti kita itu memang akan sering berbeda pendapat.
    Dan kamu benar, lebih baik jadi penonton on off saja kalo pas ga ada yang bisa ditonton. Pas acara yg tidak kita sukai atau bahaya bagi penonton cilik, langsung ganti chanel. aku pribadi sih ga tertarik jadi penonton on off setelah paham acaranya. males ah. kasihan anak-anakku.
    psst.. meski tak ada yg nonton, destin suka joget itu, diajarin teman2 SD-nya. aku ga larang sih, cuma tetep ga ijinin ia nonton acara TV-nya.

    ReplyDelete
  3. selama masih laku (ada yg pasang iklan) acara itu tetap akan diproduksi. semakin rame pro kontranya ya semakin laris spot iklannya...
    tapi balik lagi ke penonton. penonton tv punya teknologi remote tv yang bisa dipake buat ganti chanel atau malah matiin tv koq :P

    ReplyDelete
  4. Kalo soal konten acaranya, jujur saja saya tidak tahu secara persis seperti apa. Soalnya jarang nonton TV, kalaupun nonton TV, biasanya cuma 3 chanel, TVOne, Trans7, MetroTV (urut yah :D)

    Nah kalau soal tepung-tepungan, beberapa waktu lalu saya pernah membaca artikel di situs berita online, yang kira-kira isinya bahwa KPI sudah memberikan teguran kepada program di antepe sama transtipi supaya tidak melakukan siram-menyiram tepung atau bedak lagi.

    Sudah bagus sih tindakan KPI. tapi masih banyak lagi yg perlu diberi peringatan.
    Saya rasa peran "banci-bancian" malah lebih perlu mendapat perhatian. Prihatin sekali kalau semua program hiburan menampilkan karakter "banci-bancian" itu. Apa salahnya kalau lebih menonjolkan karakter2 positif? Superhero misalnya. Pasti lebih banyak manfaatnya bagi pemirsa daripada banci-bancian.

    sekian.
    [capek nulis non :D capek juga pake kata2 sok ressmi gituh :G]

    ReplyDelete
  5. tidak jelas acaranya. penuh dengan bullying dan pembohongan publik

    ReplyDelete
  6. sya suka tulisannya yg melihat dr dua sisi....klu mau mempetisi bnyak kok program2 lain yg jg tidak mendidik, baik itu infotaimen n talk show n acara yg serupa dgn YKS...ya mgkin tuk bentengi diri kita n anak2 khususnya dgn tidak menonton acara itu atau matikan tv nya...
    jangan kasi anak2 tv di kamar mereka, dampingi anak2 menonton...atau mengalahnya untuk tidak menonton tv selama anak masih melek....disiplin jam tidur mlm anak misal jam 8 hrs masuk kamar
    krn toh jika kita ingin membentengi anak2 dr hal2 negatif tidak hanya dr tayangan2 aja..tp jg bacaan..foto2, video yg bisa diakses via internet...so jgn kasi anak2 kita gadget canggih yg bisa akses internet...karna drpd tv bg sya internet jauh lbh bahaya
    intinya semua berpulang kepada ortu yg menjadi sensor utama2 anak2nya..moga kta semua bisa jd ortu yg disiplin,tegas dan bsa menanamkan nilai2 keimanan pd anak2 kita demi membentengi dr pengaruh kemajaun teknologi dan zaman

    ReplyDelete
  7. ihihi pake UUD sgala bu guru. Aku liat YKS cuma skilas doang, udah terlanjur males jadi ganti channel :p

    ReplyDelete
  8. saya malah bukannya on off lagi, tapi gak pernah nonton hehehe Sama kayak Mak Rahmi, ganti channel :D

    ReplyDelete
  9. Postingannya menarik :)
    Kalau aku nggak suka ya ganti channel, kan banyak tuh channel TV, apalagi kalau kita berlangganan TV kabel, pasti banyak pilihan. Masalahnya, bagaimana dengan masyarakat yang nggak berlangganan TV kabel atau tinggal di daerah yang hanya bisa nonton TV itu-itu saja, kasihan kan.
    Peace juga ah.

    ReplyDelete
  10. dengan adanya pro dan kontra malah membuat acara ini semakin booming kayanya ya? yg tadinya ga tau aja jadi tau hehehe :D

    ReplyDelete
  11. Aku belum pernah nonton YKS sebelum semalam. Habis ribut petisi2 itu, baru semalem aku nonton, itu juga cuma sekilas. Lucu sih, tapi belum cukup bikin aku tertarik nonton. Hihi...

    ReplyDelete
  12. kalo dulu acara YKS tuh ada laki2 yg dandan ala perempuan, seperti Omes, Wendy, Olga. Tapi skrg gak ada lagi. Mungkin ada yg protes. Tapi memang secara keseluruhan acara ini gak ada manfaatnya sama sekali.

    ReplyDelete
  13. Sepertinya para awak di YKS kok kehilangan kreativitas setelah acaranya dipol-polke begitu; hampir semalam televisi kok acaranya didominasi YKS, tivi opo iku..., apa penonton yang lain dianggep pro kabeh po piye...

    ReplyDelete
  14. kalo menurut gue ya.. acara apapun itu, sebenernya beresiko untuk dihentikan atau disomasi atau apalah.. cuman, biasanya, kalo acara itu adalah aset buat TV atau PH, biasanya mereka (TV atau PH) sebisa mungkin mempertahankannya.. salah satunya adalah dengan membawa duit ke lembaga yang berkepentingan. hukuman? bisa berkurang, bisa ilang, atau bisa berubah bentuk..
    yaa.. biasa lah, duit men duiiittttt..!

    ReplyDelete
  15. Saya gak pernah nonton YKS dan acara2 semacamnya. Selain udah malas nonton tayangan lokal, memang jarang juga sih Tivi di rumah nyala :)) Anak-anak juga lebih suka baca buku atau dengerin musik.

    Jalan-jalan di blognya Mak Cheila.
    Good luck for Srikandi Blogger 2014 ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mending denger radio ya mbak,.,,hahahaha

      salam kenal :)

      Delete
  16. aku ga' pro yo ga' kontra,
    cuma kalo ada tayangan yang menyakitkan ya setuju untuk disetop ... Yuk Kita Stop, tayangan menyakitkan untuk keluarga, masih banyak koq tayangan sehat yg bisa dinikmati.

    ReplyDelete
  17. Cheila, bunda malah jarang banget nonton TV coz selalu di coup sang cucu maen games. YKS itu apa sih ya, hehehe..ojo diguyu. Beneran bunda gak tau tuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ituh lho bunda,,,yang disiarin di Trans Tv...tiap malam

      Delete
  18. karena hanya hiburan semata jadi saya oke-oke saja nggak ada masalah buat saya, itu pendapat saya lho..

    ReplyDelete
  19. YKS, PB, ama Campur-campur
    gue setuju banget acara yang benar-benar tidak mendidik!!!

    YKS cs isinya cuma seputar gosip, joget dan buka aib org lain! walau udah dirubah konsepnya pun tetep saja masih ada curhat colongan yang ujung.ujungnya buka aib seseorang lagi!!!

    lebih suka nonton OVJ soalnya mereka REAL ngelawak

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)