Cerita Tentang Rapor

By Chela Ribut Firmawati - December 21, 2013

Libur telah tiba, libur telah tiba, hore... hore... hore.....
Senangnya liburan tiba, disambut riuhnya sorak sorai spon-spon kecilku tadi siang. Sengaja bu guru pelesetin "liburnya satu tahun lho nak..." eh malah mereka bengong. Lucunya ekspresi mereka segera hilang dengan jawaban seorang spon kecil bernama Ganisya "lha iya kan sekarang Desember, terus masuknya Januari ya bu. Kan itu loncat tahun 2013 ke 2014", bu guru merespon dengan mengacungkan jempol tangan kanannya dan anak-anak menjawan serempak "oooooooo........" yang panjang sekali.


Semester 1 selesai, saatnya menanti semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Entah kenapa di tahun ajaran ini bu guru merasa sedikit ndak heppy. Sejak awal pembagian tugas mengajar di awal semester rasanya ini tahun yang cukup berat. Ditugaskan mengajar di kelas 5 yang beban materi segitu banyaknya, belum lagi penyesuaian gaya pengajaran yang sudah terbiasa dengan gaya pengajaran di kelas rendah (sebelumnya mengajar kelas 3), dan melihat spon-spon kecilku ini terlihat begitu berbeda dari kelas lain. Kenapa beda? karena rata-rata mereka anak kategori pendiam dan pemalu, ada beberapa yang usil tapi sangat berbeda ketika saya mengajar di kelas 3. Sempat diawal semester  mengajukan permintaan untuk mengajar kelas 3 lagi, namun jawaban kepala sekolahku adalah "kalau ndak diberi tugas beda kelas kapan belajarnya?". Ah benar juga buk!

Hari ini adalah penerimaan rapor. Moment inilah yang memiliki cerita tersendiri. Bukan hanya sebagai bukti hasil belajar mereka selama 1 semeter, tetapi penilaian dari hasil pengajaran bu guru tentunya. Sukses atau tidak (umumnya) bisa dilihat dari hasil angka yang mereka peroleh dari tes ujian semester. Tapi bagi bu guru kecil, deretan angka di daftar nilai dan rapor bukanlah sesuatu yang sangat utama. Berhasilnya sebuah pengajaran adalah ketika apa yang kita ajarkan mampu diserap dengan baik dan mampu diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Angka bisa jadi sebagai sebuah formalitas, karena tanpa melalui tes tertulispun masih bisa dinilai. Namun karena ketentuan untuk memberikan penilaian berupa angka, maka tetap saja harus memberikan coretan angka berdasarkan hasil pemikiran mereka, para spon kecilku. Kembali ke moment penerimaan rapor, sebelumnya bu guru disibukkan dengan koreksi hasil ujian, kemudian remidial untuk membantu nilai anak yang masih kurang dari KKM, penilaian tes semester, pengolahan nilai, dan kemudian penulisan rapor. Biasanya bu guru bisa menyelesaikan penulisan rapor dengan cepat, tapi entah mengapa kali ini menjadi paling telat diantara guru-guru lain. Karena galau kali ya.Hahahaha.

Tiba waktunya rapor dibagikan, dan tampak wajah mereka harap-harap cemas. Mungkin wajah mereka itu menggambarkan masa SD nya bu gur kali yah, sumpah lucu banget mereka. Pembagian rapor saya awali dengan membacakan 10 jumlah nilai yang masuk dalam kategori bagus alias 10 besar. Ketika saya menyuruh 10 anak yang bu guru panggil secara urut untuk maju ke depan kelas, dilanjutkan dengan membacakan urutan nilai mereka dan penyerahan rapor, ada satu anak yang menangis. Dalam hati saya ndak tega, tapi kok ya pengen ketawa. Jahat ya bu guru, hahaha. Begitu saya tanya "kamu kenapa kok nangis, nak?" dengan sesenggukan laki-laki kecil itu menjawab "rangking saya turun bu guru". Nah ini, bu guru diuji lagi untuk merajuk laki-laki kecil bernama Afif agar berhenti menangis. Mengeluarkan sikap keibuan bak seorang peri, bu guru mengeluarkan kata-kata manis sambil mengusap kepalanya "Nak, jangan disesali kalau rangkingnya turun. Coba koreksi diri kamu, apakah ada penurunan di minat belajarmu? jika memang ada harus bisa belajar dari semester ini. Tingkatkan semangat belajarmu untuk menaikkan nilaimu. masih ada kesempatan di semester 2. Jangan patah semangat ya, nak! ibu yakin kamu bisa." (kalau kurang sejuk silahkan masuk kulkas). Selepas bu guru berkata seperti itu, terlihat Afif mengusap air matanya dan kemudian tersenyum. Kalian tahu teman, senyumnya Afif waktu itu membuat hatiku bergetar. Entah apa itu rasanya, mungkin lebih pantas bu guru menamainya kebahagiaan dan kepuasan batin. Luar biasa!

Selesai memberikan 10 rapor dengan nilai bagus, kemudian bu guru lanjutkan dengan membagikan sisa rapor ke spon-spon kecil. Lagi, sebuah nasehat selalu bu guru berikan mereka untuk meningkatkan semangat belajarnya. Dan tak lupa bu guru sharing ke mereka bahwa jangan hanya berpatok pada nilai, tapi serap sebaik mungkin ilmu dari apa yang sudah kita pelajari bersama. Rasanya, kebahagiaan hari ini mengobati ndak heppinya bu guru waktu menerima tugas mengajar kelas 5 di awal semester. Ya, bersama mereka spon-spon kecilku. Peniru ulung yang selalu mengobati kegalauan dengan mata penuh harap ilmu yang akan kita pelajari tiap hari. Peniru ulung yang sudah mulai bermain recorder saat pelajaran SBK, peniru ulung yang terkadang harus rela melihat galaknya bu guru saat mengajar matematika, peniru ulung yang mempraktekan wawancara bahasa Indonesia dengan bu kepala sekolah, peniru ulung yang lagi-lagi sebagian perempuan meniru gaya rambut bu guru, bahkan peniru ulung laki-laki yang suka menirukan gaya bu guru kalau sedang marah. Ah... ini sangat indah!! indah sekali!!

Beberapa foto ini merekam kesibukan bu guru dan kebahagiaan kami hari ini :)
koreksi....koreksi
olah nilai..itu bukan kalkulator penjual sayur  lho yaaaa....
penulisan rapor + rekap buku induk
 (ituh ada saweran juga loh habis joged oplosan haahaha)

Lanjot lembur rapor niihhh 

mezeng narsis bareng 10 besar ^___^ seragam pink cantik yah

spon-spon kecilku ^__^

spon-spon kecilku + bu guru kecil
(captured by: wawan absen 20)

It's time to say....
Happy Holliday my sweet childrens!!!!! Jangan lupa tetap belajar, dan yang pasti rindukan bu guru kecil yang cantik ini yah. Sampai ketemu 6 Januari 2014. Selamat liburan, selamat tahun baru 2014 ^_^



Salam saya






  • Share:

You Might Also Like

36 comments

  1. Kalau gurunya kayak bu guru Cheila kayaknya murid2nya bakal banyak yang kangen :)

    ReplyDelete
  2. ternyata 10 besarnya banyak yang laki-laki ya...

    ajib banget rapornya masih ditulis tangan.... kalo aku udah nyerah tuh

    ReplyDelete
  3. Waaaa senengnya punya bu guru kayak gini. Muridnya pasti semangat terus. Selamat berlibur bu, di Pkanbaru liburnya kok cuma sampai tgl 2 ya? Protes boleh ndak buk?

    ReplyDelete
  4. gini nih, idealnya seorang guru.
    ramah, murah senyum, rela wayangan demi ngerjain raport....*bagi duiit...hihihi

    met liburan bu gulu kecil,.....anak2 akan slalu merindukanmu

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaaahhhaaaayyy..sini aku bagi :p

      met liburan juga mbak ciiiii

      Delete
  5. wah, bu guru ngajarin anak didiknya narsis ya bu.

    ReplyDelete
  6. ada mak guru di sini... senangnya punya guru seperti guru kecil ini.. :D

    ReplyDelete
  7. untuk kali ini aku nggak ikut lemburan, lha Aby kan guru mapel PAI// wekekekek

    ReplyDelete
  8. Jadi kangen masa2 SD.... Masa2 dimana waktu bermain lebih mendominasi.... Hahashaha

    ReplyDelete
  9. bikin rekapan masih pake kalkulator ya bu guru? kenapa nggak pake komputer saja? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya pake rekap komputer mas...cuma ni lagi males,,,hehehe....

      Delete
  10. Hmmm ... boleh juga cara merayu si lelaki kecil itu ...

    Menurut pendapat pribadi saya ... karena muridnya sedikit ... mungkin yang dipanggil ke depan ... the best five aja ... (supaya yang tinggal tetap duduk masih lebih banyak)
    :)

    Salam saya Bu Guru ...

    ReplyDelete
  11. Wuah bu gurunya kece abis dah
    Btw, aku setuju dg kalimat nilai itu sebenarnya hanya formalitas. Esensi belajar itu adalah kepahaman siswa terhadap materi yg telah diajar. Klo hanya berdasarkan nilai saja gak ngaruh juga sih. Kan banyak juga siswa yg nyontek trus dapet nilai tinggi

    btw, salam kenal

    ReplyDelete
  12. Waahh.. bu guru keren deh... Selamat berlibur :D

    ReplyDelete
  13. Kalkulator penjual sayur, ada saweran abis joged oplosan, kwkwk, muridnya narsis :)

    ReplyDelete
  14. Guruku cantik sekaliiiiii....

    Murid sama Guru..sama asyiknya kayaknya nih...kereennn !!!

    ReplyDelete
  15. Hslo Cheila.. bu Guru yang cantik :)
    salam kenal lagi dari saya, Anna yang waktu itu sempat ketemu di BN 2013. Semoga masih ingat ya..

    guru semakin sibuk klo jelang terima rapor ya.. ibu saya juga guru, dulu ketika beliau masih aktif, saya sering dimintain tolong buat nulis rapor nya.. :)
    kalo guru masih muda begini, asyik ya.. bisa kayak temen sama muridnya ..

    ReplyDelete
  16. "remidial" aaah jadi ingat jama sekolah dulu... :P

    Hallo mba saya berkunjung...
    Dulu guru saya, juga sering tuh bilang libur 1 tahun, setiap mau bagi rapot di Akhir tahun... Ya namanya juga dulu bocah, terbengong bengong... Ko libur satu tahun??? hehehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehehe..iya mbak lucu deh waktu diplesetin gituu kmrn ekspresinya mereka

      Delete
  17. Jadi guru di sekolah anakku aja yuk bu ... :D

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)