Masih dalam suasana lebaran ya temans. Saya ucapkan happy Eid Mubarak, minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir batin. Dapat angpao berapa nih dari sanak sodara? kalau saya sih udah nggak dapat, hahaha. Sudah tercoret dari daftar penerima angpao. Kasian yah? biasa aja deh. hahahaha.
Lebaran selalu identik dengan maaf-maafan, mudik, aneka sajian makanan, baju baru, ketupat, lontong, sayur opor, dan masih banyak lagi. Nah, kali ini mungkin bisa dibilang semacam adat tradisi ya, di desaku masih ada yang namanya "bodo kecil" a.k.a lebaran kecil alias lebaran ketupat. Bagi masyarakat sekitarku ini bodo kecil inilah yang bisa dikatakan lebaran yang sebenarnya. Kalau pas Idul Fitri mereka mengataka "lebaran riyaya". Apapun namanya yang jelas masih sama temanya yaitu merayakan kemenangan umat islam. Dan menyambutnya dengan hati yang suci.
Bodo kecil ini biasanya identik dengan ketupat, lepet, dan lontong. Seperti asyiknya saya kemarin seharian ungking ma ibu di dapur. Kata ibu sih mempersiapkan nantinya kalau dipersunting mas aak harus pinter masak, salah satunya bisa membuat ketupat maupun lontong. Alih-alih membantu ibu, sayapun untuk yang pertama kali belajar membuat lontong dan ketupat mulai dari menggulung daun pisang, mengisi dengan beras, sampai menaruhnya di dalam dandang. Hebat kan saya? *padahal peran terbesar selama proses pembuatan itu semua adalah jasa ibu* hahaha.
Membuat ketupat tidak semudah yang saya bayangkan. Harus menggulung janurnya kekanan kekiri ditumpuk dimasukin dikeluarin entah bagaimana itu. Mencoba 5 kali saya selalu gagal , sampai ibu merasa gemes karena saya tidak satupun berhasil merangkai janur menjadi ketupat. Lebih jago dalam menggulung daun pisang untuk dibuat lontong ternyata. Dan saatnya untuk membagi tugas, Ibu membuat lepet, dan saya kebagian mengisi ketupat dan lontong.
Ada yang menarik disini, berdasarkan wawancara dengan ibu ada 4 buah ketupat yang bentuknya lebih menjurus ke jajar genjang. Kata ibu namanya "ketupat luwar" dan ketupat ini tidak untuk dimakan. Nah lho terus untuk apa donk? Fungsi dari ketupat luwar ini percaya atau tidak percaya sengaja disediakan untuk sesepuh yang sudah meninggal (orang tua dari bapak maupun ibu). Dipercaya sama ibu dan orang-orang bahwa saat bodo kecil menggantungkan ketupat luwar, lepet, dan pisang di pintu-pintu rumah maka arwahnya akan datang kerumah dan menikmati sajian yang digantung di pintu. Serem? Kalau dibayangin sih iya. Ha..ha..ha..
Asyiknya bodo kecil ini adalah sensasi membuatnya. Butuh waktu lama untuk mempersiapkan, memasak, sampai menyajikan. Belum lagi memasak sayurnya. Kalau menghabiskan saya berani menjamin sangat cepat ya. Memasak ketupat dan teman-temannya itu kata ibu butuh waktu 6 jam. Nah lho, apalagi dimasak di tungku tradisional a.k.a pawon. Harus rela menyalakan apinya dulu, menunggu kalau apinya keluar dari tungku, bahkan menambah air kalau memang dirasa airnya sudah berkurang sedangkan ketupat bersama teman-temannya belum matang. Remponk ya, tapi jarang-jarang kan masak ketupat.
Nah ini ada sedikit foto yang bisa saya pamerin. Mau asyik jeprat jepret si ibu keburu suruh nyelesaiin ketupat+lontongnya. Yuk cekidot :-)
ini nih namanya ketupat luwar |
si ibu lagi bikin lepet. bahan dasarnya ketan dicampur parutan kelapa sedikit |
ketupat dan teman-teman siap dimasak |
Kalau ada pertanyaan "mana nih ketupat yang udah mateng?"
Penasaran????
Sini datang kerumahku ^___^
******
Itu tadi tradisi bodo kecil alias bodo kupat a.k.a lebaran ketupat di desaku. Kalau di daerahmu apa???
Salam saya
22 comments
Kami sekeluarga mengucapkan
ReplyDelete"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H".
Mohon maaf lahir dan bathin
Taqabbalallahu minna waminkum
maaf lahir batin juga mas :)
Deletedi tempatku juga ada, mba. walo ga setiap rumah menjalankan tradisi ini, hehe :D selain ketupat biasanya ada ketan
ReplyDeleteketannya dimasak apa la?
DeleteDi Kudus juga ada yang namanya bodo kupat, biasanya banyak sodara yg ngasih ketupat ke rumah jadi g aperlu masak, hehe. Tapi sayang aku udah blk semarang sebelum hari itu tiba :(
ReplyDeletehaduh brarti mbak rahmi melewatkan kupatan donk
Deletesama sih, wong namanya juga sedaerah... :)
ReplyDeleteeh tapi kayaknya sekarang jarang deh orang bikin ketupat luwar gitu. ada fotonya gak cheil?
btw kalo sudah nggak dapet "angpao" itu tandanya sudah harus bagi-bagi "angpao"... :D
aku melewatkan pas emak ku bikin kupat luwarnya...tapi kalau foto kupat luwar sebelum editan ada nih....piye?
DeleteTempat saya gak berlepet, MBa. Hanya berketupat ajah. . :)
ReplyDeleteSelain ketupat, juga ditandai dengan aneka masakan berbau daging. HAGhagahga. ..
daging giling???
DeleteSaya tertarik dengan 4 ketupat yang khusus itu ... ketupat luwar
ReplyDeleteSaya baru tau ada tradisi ini ...
Selamat Bodo Kupat Cheil ...
:)
Salam saya
iya om....aku dulu suka ngeri klo ada kupat luwar,hahaha
DeleteDi Surabaya hari rabu kemarin, semua tetangga pada bikin ketupat rame-rame. setelah matang dibagi-bagi ke tetangga.
ReplyDeleteKonon kata Ibuku riyaya ketupat itu riyaya nya anak kecil, maksudnya siapa saja yg punya anak kecil meninggal harus membuat ketupat, gak juga bener nggaknya, itu cuma mitos aja sih..
Ehm ngomong-ngomong soal bikin ketupat, aku bisa lho bikinnya, bisa 2 model lagi. Ayo Mbak sini tak ajarin, dijamin deh saya ngajarinnya sabar kok :D
wah gitu ya ceritanya..ngeri deh..
Deleteeh mbak yun boleh donk diajarin..hihihi
mauuuu dong, kalau di tempat niar mah ndak ada kupatan lho :D
ReplyDeletewah..sayang sekali kalau gak ada...nah ayok sini makannyaa niar...
DeleteMinal aidzin wal faidzin kakak.
ReplyDeletesama2 kakak
DeleteMohon maaf lahir batin ya bu guru.
ReplyDeletesama2 bunda niken :)
DeleteSik ono ora ketupate? nanti pas saya dolan sana wis habis
ReplyDeletehabis unclee :D
DeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)