Aku dan Al-qur'anku : Gagal Qatam

By Chela Ribut Firmawati - September 09, 2012

Allah pangeranku
Muhammad nabiku
Islam agamaku
Kitab Qur'an panutanku

Begitulah kiranya pujian solawatan yang kerap saya dengar di mushola samping rumah. Biasanya solawatan tersebut dilantunkan oleh suara khas anak tetangga yang masih duduk di bangku SD. Dan solawatan itulah yang jadi favorit saya. Lirik sederhana dan mengena banget dihati.


Alhamdulillah sedari kecil saya dibesarkan dengan didikan islam + adat kejawen yang lumayan kental juga di keluarga saya. Seperti halnya anak kecil pada umumnya, ibu mendaftarkan saya untuk sekolah madrasah dengan tujuan saya bisa membaca al-quran dengan baik. Saya punya pengalaman cukup menyedihkan dengan kitab panutan saya itu. Dan saya juga sudah mengecewakan orang tua saya terutama bapak saya karena kegagalan saya juga. 

Ceritanya begini, dulu dari saya kelas 1 SD saya sudah ikut sekolah madrasah. Step by step sudah lalui mulai dari iqra' 1 sampai iqra' 6 kemudian berlanjut ke tadjwid dan alhamdulillah dalam kurun waktu tidak begitu lama saya sudah masuk ke Al-qur'an juz 1. Seneng rasanya bisa melalui tahapan iqra' dengan mulus. Bisa saya katakan otak saya tidak terlalu lelet untuk urusan belajar. Dan orang tua sayapun mengakui itu, namun saya tergolong dalam anak yang aktif sekaligus bandel. Tak jarang guru ngaji saya sampai jengkel melihat tingkah saya. Dan mungkin karena tingkah saya itulah guru-guru ngaji saya merasa benci dengan saya. Imbasnya, saya ngaji selama sekitar 4 tahun tidak pernah qatam atau jaman dulu dibilang wisudanya anak-anak madrasah. Kelulusan pertama saya bisa terima dan saat itu saya menjadi "anak lama" yang masih ngaji bersama anak-anak baru. Malu??? sangat malu sekali. Namun, saya tetap mengikutinya sampai saya masuk ke juz 10. Sempat saya bertanya "kenapa bu saya gak dibolehin ikutan qatam seperti teman-teman saya?" dan salah seorang guru ngaji saya yang sok galak itu menjawab "memang kemampuan kamu sudah bagus?dan saya rasa kamu gak pantas untuk qatam. Baca Al-quran saja tidak lancar". Hah? seperti itu jawabannya. Seketika itu juga saya mengambil tas saya dan pulang kerumah dalam keadaan menangis. Saya tidak berani menceritkan ke orang tua saya. Sejak saat itu saya tidak pernah mau lagi mengikuti madrasah. Biarpun saya tidak qatam tapi saya terlanjur sakit hati mendengar perkataan guru itu. 

Pahit memang saya rasakan, dan saat itu juga pemikiran berontak saya mulai timbul. Buat apa saya membaca al-qur'an nyatanya saya tidak pernah qatam, buat apa saya ngaji nyatanya dimata orang-orang saya itu tidak bisa. Sekalipun saya tetap solat tetapi saya mengabaikan al-qur'an yang dulu sangat rajin saya baca. Karena pemikiran saya tidak ada gunanya saya membaca itu. Pikiran berontak saya itu berangsur-angsur hilang saat ibu kembali mendaftarkan saya di madrasah yang lain. Masih sama dengan tujuan awal ibu, saya harus bisa membaca al-qur'an dengan baik. Perjalanan saya saat itu mulus sekali. Dalam waktu 1 bulan saya sudah bisa masuk juz 2. Dan kabar gembiranya saya bisa mengikuti qatam. Namun, lagi-lagi saya melewatkan moment itu. Bertabrakan dengan kesibukan sekolah, saya mengabaikan madrasah dan lebih memilih dalam kegiatan di sekolah. Membuat orang tua saya kecewa untuk kedua kalinya. Sampai pada akhirnya mereka tidak bersedia lagi mendaftarkan saya dalam sekolah madrasah.

Di tengah keputusasaan orang tua membiayai sekolah madrasah dan keputusasaan saya dalam mempelajari al-qur'an, tepatnya di bulan ramadhan saya ikut teman-teman se RT untuk mengaji setelah solat tarawih. Dan kebiasaan itu masih berlanjut sampai sekarang *alhamdulillah. Saya menunjukkan kemampuan membaca saya dan itu diperdengarkan dengan TOA agar orang-orang mendengar saya mengaji. Dan saat itu saya tak habis fikir kalau bapak dan ibu juga mendengarkan dari rumah. Begitu sampai rumah bapak mencium pipi saya dan berkata "kamu sudah lancar membaca al-qur'an, sekalipun kamu gagal ikut qatam di madrasah tapi bapak bangga dan keyakinan bapak terbukti kalau kamu ternyata bisa,anakku". Terharu sekali saya, dan saat mengetik postingan ini saya sambil meneteskan air mata. Bermula dari situ juga, saya kembali mencintai al-qur'an yang sebelumnya sudah memberi pengalaman pahit saya di madrasah. Sekalipun saya hanya membaca satu ayat saja, namun rasanya sayang sekali saya pernah menyia-nyiakan al-qur'an.Terlebih lagi saya patut bersyukur  masih memiliki teman-teman yang mau mengingatkan saya untuk mengaji. 

Sampai saat ini, al-qur'an yang menjadi teman saya menjalani hari pahit di madrasah masih saya pakai. Al-qur'an itu bisa sebagai obat galau, teman saat sendiri, penguat saya ketika jauh dengan orang tua, benteng diri agar lebih dekat dengan allah, dan yang pasti pengingat saya ketika saya mengalami kebimbangan yang sangat mendalam dengan masalah si mantan dulu. hehehe.... Islam terlalu indah untuk di tinggalkan, Al-qur'an terlalu bagus kalau hanya untuk dipajang di lemari buku. Sekalipun kumal dan banyak yang lepas dari sampulnya, saya akan tetap mempelajarinya dan mengamalkannya.


Sedikit cerita saya,ell.... semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya :)


  • Share:

You Might Also Like

15 comments

  1. tulisannya keren

    postingannya ringan dibaca..:)
    semangat terus untuk menulis

    salam kenal
    saya rynem
    kalau berkenan silahkan mampir ke blog ku......
    folloback juga ya buat nambah temen sesama blogger,,
    kalau mau tukeran LINK silahkan
    salam blogger

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga
      link sudah saya pasang :)
      twiter sudah saya follow :)

      Delete
  2. ketika saya membaca al-quran ada sebuah kesejukan sendiri.. :)

    ReplyDelete
  3. weh tampilan baru yaa kakak :D

    Eeh guru ngaji nya pasti cegek deh kalau baca postingan ini, jadi guru kok bilangnya kejem banget, harusnya sama anak kecil kan pake bahasa yang gag kejem gitu, kalau sakit hati dan brontak terus mana mau ngaji lagi coba yaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha..biasa ya tipe anak long term memory kyk aku kata2 itu kepatri diotak :D

      Delete
  4. Ternyata belum dikasih komen ya. Padahal komen ke orangnya langsung udah :D

    Makasih sudah berbagi, Chela. Tunggu ya pengumumannya :)

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)