Siapa yang gak tau janda. Ituh banyak lagu dangdut yang
menggunakan kata janda. Seperti ini “kau masih gadis atau sudah janda” hahaha.
Dikalangan masyarakat citra janda itu dirasa kurang enak. Padahal bagi saya itu
sah-sah saja. Dan juga kalau masih inget peran Mpok Hindun di Bajaj Bajuri juga
tampil dengan citra janda genitnya. Wah…wah..memang yah kata janda ini penuh
dengan persepsi.
Sudah janda masih royal juga. Wow..itu mungkin akan
menjadi incaran orang-orang. Royal sendiri disini memiliki arti raja atau high
class. Namun dalam persepsi orang jawa royal itu breh weh a.k.a suka berbagi.
Nah kan, bingung juga mau mencerna seperti apa. Hehehe.. Tapi kalau
digabung-gabungin Janda royal itu artinya janda High class donk. *maksa
Terlepas dari ocehan saya soal janda dan royal itu, saya
punya sebuah foto. Bagi yang tau silahkan ditebak apa namanya. Bagi yang belum
tau silahkan berkenalan dengan “sesuatu” yang ada di foto itu :D
hayo tebak...ini jajanan apa? |
Itu sebuah jajanan ndeso, tapi high class. Terbuat dari
singkong yang dibusukkan dengan ragi dan melalu proses fregmentasi, terkenal dengan istilah tape ( kalo
orang di daerahnya si Kunyu bilang peyeum). Cita rasa yang dihasilkan juga high
class dan banyak juga peminatnya di daerah saya. Jemari cempluk ibu lihai dalam
pembuatan jajanan itu. Bisa disuguhkan saat ada pertemuan RT atau menjamu
bapak-bapak yang sedang kerja bakti. Orang-orang disekitar saya menjulukinya
Janda Royal kalau dalam bahasa jawanya Rondo Royal. Seluk beluk dinamakan rondo
royal juga tak terdeteksi dalam google, namun begitu kita melihat ada tape
digoreng dengan balutan tepung terigu pasti orang-orang akan mengatakan “iki
mesti Rondo royal”.
Begitu dicokot dan masuk ke mulut rasanya mak
nyus *seperti pak Bondan. Rasa kecut-kecut manis itu berkumpul menjadi satu
dimulut dan mak lhegenderr. Makanan ndeso tapi high class ini murah juga lho. Terbukti juga kan kata Janda a.k.a rondo tidak selamanya kurang enak ditelinga. Buktinya ini nih si Rondo Royal. Bagi yang belum pernah mencoba lihat dulu fotonya, nanti dicoba bikin sendiri yah dirumah.hehehehe
Semoga bermanfaat :)
Salam
21 comments
Rondo Royal sering makan kalau pas ke yogya. Bapak saya suka, jadi suka buat. Tapi sayang dikeluarga saya ngga pada suka tape, jadi jarang buat.
ReplyDeletepadahal enak lho mbak....
Deletebagi-bagi dong bu guru rondo royalnya..
ReplyDeletesini donk mas...
Deletekenyang juga kalau BW ke blog ini.. kapan hari dikasih mendut.. eh sekarang ada Rondo royal.. saya ambil satu deh buat sahur
ReplyDeletehahahaha.....boleh mas tuh diambil :D
Deletehahaha... suka bgt ama kata2 mak lhegenderr... lucu :))
ReplyDeleteaku suka tape, tapi sayangnya kalo di buat gorengan spt itu kurang suka :P Btw, baru tau kalo gorengan tape ini punya nama lain yaitu rondo royal hehehe...
heheheh..emang disana nyebutnya apa?
Deletemungkin disebut "the royal widow"
Delete#oops
mau doooonnnggg ^^
ReplyDeletesini mbak :D
DeleteJadi.. rondo royal itu sebenarnya nama lain dari tape goreng?
ReplyDeleteSalam kenal ya :)
iyups betul...
Deletesalam kenal :)
healah ada ya makanan yang namanya janda royal..?
ReplyDeletekalo di kampungku ada yang namanya hampir senada
randa balen
ga tau kenapa disebut begitu...
uwaduh mas..randa balen sama siapa ituuu
Deletesetelah dicerna, ternyata tape goreng itu nama lainnya rondo royal ya... saya kira yang buatnya rondo royal.. hehehe
ReplyDeletehahaha..siapa tau ada seorang rondo royal yang membuatnya :D
DeleteNamanya persis "pleeekk" sama di tempatku buk...hehehe
ReplyDeleteOhh, Rondo Royal'ku...
wew...memang pati dan purwodadi banyak kemiripan :D
DeleteHahaha ... kesinggung aku, peuyeum kok disebut janda? =))
ReplyDeleteTernyata di sana ada juga ya peuyeum :D
kalau gorengan saya kurang doyan :(
ReplyDeletetapai kalau dijamin uenak, saya mau dong nyicip :p
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)